Pengertian CRM(Customer Relationship Management)
CRM adalah suatu strategi terintegrasi ke dalam budaya perusahaan dan dengan perjalanan waktu selalu diasah dan diperbaiki sesuai kebutuhan dan keinginan para pelanggannya. Dari titik pandang arsitektur, kerangka CRM secara keseluruhan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga komponen utama yaitu: operational CRM, analytical CRM, dan Collaborative CRM.
Operation CRM
Operational CRM adalah pengelolaan secara otomatisasi dari proses bisnis secara terintegrasi dan horizontal termasuk customer touch-points dan integrasi front-back office. Tujuannya adalah memberikan nilai lebih kepada pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Menurut Indrajit (2003), Operational CRM memiliki arti dimana tugas untuk memberikan dukungan, sehingga sering disebut bisnis proses front office. Dimana meliputi:
1) Data kontak konsumen (penjualan, pemasaran, dan pelayanan).
2) Suatu task yang dihasilkan dari proses ini nantinya akan dilanjutkan ke karyawan untuk ditindak-lanjuti.
3) Penyediaan suatu informasi yang nantinya akan sangat berguna untuk aplikasi back-end.
4) Aktivitas dengan konsumen yang didokumentasikan untuk referensi lebih lanjut.
Operational CRM memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1) Mengantarkan sistem pemasaran yang ter-personalized dan efisien, sistem penjualan, dan sistem pelayanan menjadi terkolaborasi melalui berbagai saluran.
2) Memungkinkan unutk melihat konsumen dengan sudut oandang 360 derajat ketika sedang berinteraksi dengan mereka.
3) Karyawan dari bagian penjualan dan teknisi pelayanan dapat mengakses data-data interaksi konsumen dengan perusahaan secara lengkap.
Aplikasi operational CRM dibagi menjadi dua jenis:
a) Customer facing application:
Yaitu aplikasi yang dibuat untuk mendukung para staf perusahaan/organisasi dalam melayani pelanggan.
b) Customer touching application:
Yaitu aplikasi yang langsung berinteraksi dengan pelanggan. Aplikasi itu dapat bekerja apabila ada dari permintaan pelanggan, otomatis secara periodik, atau jika event tertentu dari perusahaan.
Kegiatan operasional CRM mencakup tiga bagian yaitu:
a) Fungsi pemasaran
Otomatisasi pemasaran (marketing automation – MA) adalah pemanfaatan teknologi pada proses-proses pemasaran. Perangkat lunak MA menawarkan berbagai kemampuan sekaligus, antara lain segmentasi konsumen, manajemen kampanye promosi, dan pemasaran berbasis event (event-based marketing).
Perangkat lunak itu juga memudahkan pemakainya mengeksplorasi data tentang pelanggan untuk menjalin komunikasi dan memberikan penawaran kepada pelanggan yang dianggap potensial.
Otomatisasi pemasaran memudahkan perusahaan dalam mengembangkan, mengatur anggaran, serta melaksanakan kampanye-kampanye komunikasi dengan para pelanggan.
b) Fungsi penjualan
Otomatisasi penjualan atau yang disebut juga dengan sales-force automation (SFA) dibutuhkan untuk mengelola berbagai aktivitas penjualan perusahaan. Proses-proses penjualan dapat diuraikan menjadi beberapa tahap yaitu: menjaring prospek (lead generation), kualifikasi prospek (lead qualification), identifikasi kebutuhan, pengembangan spesifikasi, pembuatan proposal, presentasi proposal, mengatasi penolakan dan realisasi penjualan.
Perangkat lunak yang digunakan dalam otomatisasi penjualan ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa sehingga secara spesifik modelnya dapat disesuaikan dengan proses penjualan yang diterapkan di dalam suatu organisasi atau industri.
c) Fungsi pelayanan
Dengan adanya otomatisasi pelayanan, perusahaan dapat menjalankan fungsi pelayanan terhadap para pelanggan secara otomatis, baik melalui call center ataupun contact center yang mereka miliki. Atau, melalui fasilitas website perusahaan, bahkan melalui tatap muka secara langsung antara petugas pelayanan dengan pelanggan di lapangan.
Analytical CRM
Analytical CRM adalah analisis data yang diperoleh dari operational CRM dengan memanfaatkan tools dan software untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang prilaku pelanggan atau kelompok pelanggan. Tujuannya adalah menggunakan data pelanggan secara tepat sehingga perusahaan dapat selalu mengetahui apa yang dipikirkan oleh pelanggannya. Contohnya seperti Customer-Centric Intelligence Aplication. Menurut Indrajit (2003), analytical CRM melakukan analisis data yang didiapatkan dari operational CRM yang akan digunakan untuk mengetahui segmen konsumen atau untuk mengidentifikasi potensial untuk memikat hubungan dengan konsumen. Proses analisis data konsumen mungkin berhubungan dengan salah satu atau beberapa dari analisa berikut:
1) Pengaturan kampanye promosi.
2) Optimalisasi saluran pada kontak.
3) Optimalisasi pada kontak.
4) Penambahan dan pengaktifan kembali konsumen.
5) Segmentasi konsumen.
6) Pengukuran kepuasan pelanggan.
7) Optimalisasi jangkauan penjualan.
8) Analisis dan penemuan penipuan-penipuan.
9) Ramalan keuangan.
10) Optimalisasi harga.
11) Pengembangan produk.
12) Evaluasi program.
13) Penaksiran dan pengaturan resiko.
Collaborative CRM
Collaborative CRM adalah seperangkat aplikasi dari pelayanan kolaborasi termasuk e-mail, e-communities, publikasi personal, dan sejenisnya yang dirancang untuk memfasilitasi interaksi antara para pelanggan dengan perusahaan. Dengan collaborative CRM, perusahaan berkolaborasi dengan partner, pemasok, dan pelanggan untuk memperbaiki proses dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Tujuannya adalah menjadi tempat berhubungan antara pelanggan yang tersebar di mana-mana dengan pihak perusahaan serta menyebarkan loyalitas pelanggan ke pelanggan-pelanggan lain yang masih belum berada di level pelanggan yang loyal. Menurut Indrajit (2003), Collaborative CRM memfasilitasi interaksi dengan konsumen melalui semua jalur (interaksi personal, surat, fax, telepon, e-mail) dan koordinasi layanan dari karyawan. Solusi ini yang memberikan manusia, proses, dan data secara bersamaan sehingga perusahaan dapat melayani dan memelihara konsumennya.
Collaborative CRM memiliki keuntungan, yaitu:
1) Memungkinkan interaksi yang efisien pada konsumen melalui semua saluran.
2) Memungkinkan perpaduan web untuk mengurangi biaya layanan konsumen.
3) Mengintegrasikan cll center yang memungkinkan berbagai saluran pada interaksi konsumen secara personal.
4) Mengintegrasikan sudut pandang konsumen ketika interaksi pada tahap transaksi
Tujuan
CRM
Tujuan CRM pada
dasarnya bertujuan agar perusahaan dapat mengenali pelanggan secara lebih detail dan melayani mereka sesuai kebutuhannya. Secaraumum,
beberapa aktivitas dari konsep CRM adalah sebagai berikut:
1.
Membangun database pelanggan
yang kuat
Database
pelanggan yang kuat merupakan kunci utama pelaksanaanCRM. Ada banyak alasan
mengapa perusahaan perlu membangun database pelanggan yang kuat. Pertama, database pelanggan adalah salah satu assetutama
perusahaan, yang juga dapat dihitung performanya sebagaimana performa finansial yang lain. Kedua, database pelanggan dapat dijaadikan
ukuran tentang “nilai
perusahaan sekarang”, dan kemungkinan performanya
di masa mendatang.
Untuk membangun database pelanggan, pada perusahaanyang menangani pelanggan
cooperate, mungkin akan lebih mudah karena jumlah pelanggannya yang lebih terbatas. Tetapi bagi perusahaan yangmenangani
pelanggan retail tentu saja akan membutuhkan sistem dan prosedur pengumpulan
database yang lebih kompleks.Banyak cara yang dilakukan dalam mengumpulkan
database pelanggan. Misalnya, dengan melalui pengembalian kartu garansi yang
harusdiisi data lengkap pelanggan, melalui form aplikasi untuk pengajuan
kreditataupun permintaan suatu layanan, dan yang paling popular tentu saja
denganmengeluarkan kartu keanggotaan. Beberapa perusahaan retail besar diIndonesia
juga menerbitkan kartu keanggotaan untuk kepentingan pemasaranmereka. Seperti
Matahari yang menerbitkan Matahari Club Card, Makromenerbitkan kartu anggota
Makro, Alfa yang menerbitkan Alfa Family Club,dan belakangan Carrefour
menerbitkan kartu belanja sekaligus berfungsisebagai kartu kredit bekerja sama
dengan GE Finance.Beberapa contoh lain di antaranya adalah Telkomsel
yangmengeluarkan layanan SimpatiZone untuk pelanggan pra bayarnya. Inidilakukan
karena yang terdaftar di Telkomsel tentu saja adalah pelanggan pasca bayar, sementara pelanggan pra bayar tidak terdaftar profilnya. Salahsatu
faktor penting agar pelanggan memberikan data-datanya kepada perusahaan adalah penawaran benefit untuk pelanggan. Kebanyakan ritel memberikan rewart point dan juga diskon jika mereka
menjadi anggota.Telkomsel memberikan keuntungan kepada pelanggan Simpati jika
kartumereka hilang dan pelanggan masih dapat memakai nomor yang sama
denganhanya membayar 50% dari harga kartu. Selain itu, benefit yang dikeluarkantentu
saja perlu memiliki nilai yang sesuai dengan pelanggan.
2. Membuat
profil dari setiap pelanggan
Langkah tersebut merupakan pengembangan dari
proses segmentasikonsumen yang sudah dilakukan pelanggan. Profil pelanggan
menyangkutsegala aktivitas yang dilakukan oleh pelanggan mengenai
penggunaan produkataupun layanan perusahaan. Profil pelanggan akan memberikan
gambarantentang kebutuhan, keinginan, dan juga onsentrasi mereka tentang
produk danlayanan perusahaan.Terdapat 2 hal yang dapat menjadi parameter
perusahaan dalammenentukan profiling pelanggan: pertama adalah usage, dan kedua
adalahuses. Usage disini menyangkut seberapa banyak mereka
menggunakan produk atau layanan perusahaan, kapan menggunakannya, dan produk ataulayanan
apa saja yang digunakan. Sedangkan Uses menyangkut bagaimana pelanggan memakai produk atau jasa perusahaan. Dengan menggabungkandata-data
dan dengan berbagai data pendukung lainnya, profiling semacam inimemberikan
gambaran yang lebih komprehensif tentang kebutuhan dankeinginan pelanggan.
Profil inilah yang kemudian dapat dipakai oleh perusahaan untuk menentukan aktifitas marketing seperti apa yang cocokdiaplikasikan
kepada pelanggan.
3. Analisis
profitabilitas dari tiap-tiap pelanggan
Dalam analisis
profitabilitas, ada 2 hal yang akan dinilai dari masing-masing pelanggan.
Pertama adalah penerimaan (revenue) yang dihasilkan darimasing-msain pelanggan,
dan kedua adalah biaya (cost) yang harusdikeluarkan untuk melayani
masing-masing pelanggan.Aspek revenue dapat dilihat dari beberapa hal:
1. .Dari penggunaan produk atau layanan perusahaan yang mereka konsumsi sekarang.
2. Menghitung seberapa
banyak kemungkinan penggunaan produk atau layanantersebut pada tahun-tahun
mendatang.
3. Kemungkinan
penggunaan produkatau layanan lain yang disediakan perusahaan.
Sedangkan dari aspek
biayayang dihitung adalah mulai dari biaya akusisi hingga biaya untukmempertahankan
mereka. Satu lagi biaya yang perlu diperhitungkan adalahopportunity cost,
biaya dari kesempatan yang hilang karena melayani pelanggan
tersebut.Dengan menghitung dan membandingan antara aspek penerimaan
dan biaya yang harus dikeluarkan, perusahaan dapat mulai memilah pelangganmana
yang memberikan keuntungan yang lebih banyak dan mana yang tidakterlalu
memberikan keuntungan yang besar. Pemilahan ini akan menjadi alatyang penting
agar perusahaan dapat memberikan layanan yang sesuai dengantingkat
profitabiltas dari setiap pelanggan.
4.
Interaksi dengan pelanggan yang lebih targeted
dan customized
Dengan profil
yang lebih jelas, perusahaan akan lebih mudah untukmelihat kebutuhan yang
berbeda-beda dari setiap pelanggan. Informasi initentu saja akan memudahkan
perusahaan untuk memberikan penawarantentang produk dan layanan yang
disesuaikan kebutuhan mereka. Dengantingkat kebutuhan yang dipetakan,
perusahaan juga dapat memberikankomunikasi pemasaran terpadu yang lebih
personal dan customized.Pelanggan akan lebih merasa diperlakukan secara
individual yang tentu sajaakan memberikan pengalaman yang lebih menarik dan
mendukung proseskepuasan pelanggan. Dan tentu saja untuk jangka panjang adalah
bagaimanahal tersebut dapat menciptakan loyalitas pelanggan untuk terus
memakai produk atau layanan perusahaan.Selain aktifitas komunikasi yang
lebih targeted, perusahaan juga dapatmemberikan penawaran produk ataupun
layanan yang secara khusus didesain berbeda untuk setiap pelanggan. Dengan demikian karena perusahaan sudahdapat
mengenali kebutuhan pelanggan, tentunya akan lebih mudah bagimereka untuk
melakukan respon dan transaksi.Berhubungan dengan hal tersebut, maka perusahaan
dapat mendesain program loyalitas yang sesuai untuk pelanggannya. Program
loyalitas ini akansangat membantu perusahaan di dalam mempertahankan
pelanggan,meningkatkan kepuasan, dan menjaga agar pelanggan tidak tergiur oleh berbagai tawaran yang diberikan kompetitor lain. Program customerrentention
inilah yang menjadi salah satu inti utama dari aktifitas CustomerRelathionship
Management (CRM). Paradigma dan cara berpikir perusahaantidak lagi didomonasi
pada bagaimana mendapatkan pelanggan baru, tetapilebih bagaimana mempertahankan
pelanggan lama jauh lebih murah dari biaya untuk mendapatkan pelanggan baru. Apalagi, pelanggan lamamempunyai
potensi yang besar bukan hanya dalampenggunaan produk ataulayanan perusahaan
yang mereka pakai sekarang, tetapi juga produk danlayanan perusahaan yang lain.
Asal pelanggan puas, perusahaan punya potensi untuk melakukan penjualan produk atau layanan yang berbedamelalui
cross selling ataupun up selling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar