Senin, 29 Juni 2015

Proses Produksi

Hasil gambar untuk Proses Produksi
proses produksi

PENGERTIAN PROSES PRODUKSI
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

Proses produksi terputus-putus
Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam proses.

ciri-ciri dari proses produksi yang terputus-putus (intermetent processes) adalah :
1.Produk yang dihasilkan biasanya dalam jumlah kecil dengan variasi yang
sangat besar dan didasarkan pada pesanan.

2.Sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses
produksi atau peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut dengan process layout/departemantation by equipment.

3.Mesin-mesin yang digunakan bersifat umum dan dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam-macam produk dengan variasi yang hamper sama(General Purpose Machines).

4.Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan cukup besar, sehingga operator memerlukan keahlian yang tinggi dalam pengerjaan produk serta terhadap pekerjaan yang bermacam-macam yang menimbulkan pengawasan yang lebih sulit.

5.Proses produksi tidak akan berthenti walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin/peralatan.

6.Persediaan bahan mentah pada umumnya tinggi karena tidak dapat ditentukan pesanan apa yang harus dipesan oleh pembeli, dan persediaan bahan dalam proses lebih tinggi dari proses produksi yang terus-menerus (countinous processes) karena prosesnya putus-putus.

7.Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang dapat berpindah secara bebas (Variable Path Equipment) yang menggunakan tenaga manusia, seperti kereta dorong atau forklift.

8.Pemindahan bahan sering dilakukan bolak-balik sehingga perlu adanya ruang
gerak (aisle) yang besar dan ruang tempat bahan-bahan dalam proses (work in process)

Ciri-ciri dari proses produksi yang terus-menerus (countinous processes), yaitu:
1.Produk yang dihasilkan pada umumnya dalam jumlah besar dengan variasi yang sangat kecil dan sudah distandarisasikan.

2.Sistem atau cara penyusunan peralatannya berdasarkan urutan pengerjaan dari
produk yang dihasilkan, yang biasa disebut product layout/departementation
by product.

3.Mesin-mesin yang digunakan untuk menghasilkan produk bersifat khusus
(Special Purpose Machines).

4.Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan sangat kecil karena mesin
biasanya bekerja secara otomatis, sehingga seorang operator tidak perlu memiliki keahlian tinggi untuk pengerjaan produk tersebut.

5.Apabila salah satu mesin/peralatan terhenti atau rusak, maka seluruh proses
akan terhenti.

6.Job strukturnya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak.

7.Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses lebih rendah dari padapersediaan bahan mentah dan bahan dalam proses pada proses produksi yang terputus-putus.

8.Diperlukan perawatan khusus terhadap mesin-masin yang digunakan.

9.Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan yang tetap (fixed path
equipment) yang menggunakan tenaga mesin, seperti konveyor.

Kekurangan proses produksi yang terus menerus (continuous manufacturing) adalah :
1.Terdapat kesukaran untuk menghadapi perubahan produk yang di minta oleh konsumen atau pelanggan. Jadi proses produksi seperti ini khusus untuk menghasilkan produk-produk yang :
a. Permintaan (demand)nya besar dan stabil
b.Style produknya tidak mudah berubah.

2.Proses produksi mudah terhenti, karena apabila terjadi kemacetan di suatu tempat/tingkat proses (di awal,di tengah atau di belakang),maka kemungkinan seluruh proses produksi akan terhenti yang di sebabkan adanya saling hubungan dan urut-urutan antara masing-masing tingkat proses.

3.Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan, karena biasanya tingkat produksi (rate of production)nya telah tertentu ,sehingga sangat kaku (rigid).

Kelebihan proses produksi yang terus-menerus (continuous manufacturing) adalah :
1.Dapat di perolehnya tingkat biaya produksi per unit (unit production cost) yang rendah, apabila :
a.Dapat dihasilkannya produk dalam volume yang cukup besar,
b.Produk yang di hasilkan distandardisir.

2.Dapat dikuranginya pemborosan-pemborosan dari pemakaian tenaga manusia, terutama karena system pemindahan bahan yang menggunakan tenaga mesin/listrik.

3.Biaya tenaga kerja (labor cost)nya adalah rendah , karena jumlah tenaga kerjanya yang sedikit dan tidak memerlukan tenaga yang ahli (cukup yang setengah ahli) dalam pengerjaan produk yang dihasilkan.

4.Biaya pemindahan bahan didalam pabrik juga lebih rendah, karena jarak antara mesin yang satu dengan mesin yang lain lebih pendek dan pemindahan tersebut digerakkan dengan tenaga mesin (mekanisasi).

Kekurangan proses produksi yang terputus-putus (intermittent manufacturing)adalah:
1.Scheduling dan routing untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan sangat sukar dilakukan karena kombinasi urut-urutan pekerjaan yang banyak sekali didalam memprodusir satu macam produk , dan disamping itu di butuhkan scheduling dan routing yang banyak sekali karena produknya yang berbeda tergantung pemesannya.

2.Oleh karena pekerjaan routing dan scheduling banyak sekali dan sukar di lakukan ,maka pengawasan produksi (production control) dalam proses produksi seperti ini sangat sukar dilakukan.

3.Dibutuhkannya investasi yang cukup besar dalam persediaan bahan mentah dan bahan-bahan dalam proses ,karena prosesnya terputus-putus dan produk yang di hasilkan tergantung dari pesanan.

4.Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan bahan sangat tinggi, karena banyak dipergunakannya tenaga manusia dan tenaga yang di butuhkannya adalah tenaga yang ahli dalam pengerjaan produk tersebut.

Kelebihan dari proses produksi yang terputus-putus (intermittent manufacturing) adalah:
Mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk dengan variasi yang cukup besar.fleksibilitas ini diperoleh terutama dari:
a.Sistem penyusunan peralatan (lay out)nya yang berbentuk process lay out.
b. Jenis/tipe mesin di gunakan dalam proses yang bersifat umum(general purpose machines).
c. Sistem pemindahan bahan yang tidak menggunakan tenaga mesin tetapi tenaga manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar